Osteoporosis sering tanpa gejala hingga terjadi patah tulang. Kenali tanda-tanda awal dan gejala osteoporosis sejak dini agar bisa dicegah dengan pola hidup sehat.
1. Apa Itu Osteoporosis?
Osteoporosis adalah kondisi ketika massa dan kepadatan tulang menurun, membuat struktur tulang menjadi berpori, rapuh, dan mudah patah.
Normalnya, tubuh secara terus-menerus memperbarui jaringan tulang — tapi pada penderita osteoporosis, pembentukan tulang baru lebih lambat daripada kerusakannya.
Kondisi ini lebih sering terjadi pada:
Wanita pasca-menopause,
Orang dengan gaya hidup kurang gerak,
Dan mereka yang kekurangan kalsium atau vitamin D.
Berikut beberapa tanda awal osteoporosis yang sebaiknya tidak diabaikan:
Rasa nyeri tumpul atau pegal di punggung bawah bisa menjadi gejala awal, terutama jika disebabkan oleh patah tulang kecil (fraktur kompresi) pada tulang belakang akibat melemahnya struktur tulang.
Salah satu tanda klasik osteoporosis adalah penurunan tinggi badan secara bertahap.
Ini terjadi karena tulang belakang mulai “mengerut” akibat kerusakan pada ruas-ruas tulang belakang (vertebra).
Ketika tulang belakang kehilangan kekuatannya, penderitanya sering mengalami punggung membungkuk ke depan.
Bentuk ini sering disebut “bungkuk osteoporosis” dan biasanya disertai rasa nyeri atau ketegangan di punggung atas.
Patah tulang yang terjadi tanpa sebab jelas atau akibat benturan ringan, seperti jatuh duduk atau memutar tubuh, adalah tanda serius.
Lokasi yang paling sering terkena adalah pergelangan tangan, tulang panggul, dan tulang belakang.
Kepadatan tulang yang menurun sering disertai penurunan massa otot (sarcopenia), membuat seseorang cepat lelah, sulit berdiri lama, atau kehilangan keseimbangan.
Kehilangan berat badan yang tidak dijelaskan bisa menjadi tanda berkurangnya massa otot dan tulang.
Meski bukan gejala utama, ini sering menyertai proses penuaan dan gangguan metabolisme tulang.
Tidak hanya orang tua, kini osteoporosis dapat menyerang usia muda, terutama jika memiliki faktor risiko berikut:
Kekurangan kalsium dan vitamin D
Konsumsi alkohol dan rokok berlebihan
Penggunaan obat kortikosteroid jangka panjang
Berat badan terlalu rendah (IMT < 18,5)
Untuk memastikan kondisi tulang, dokter biasanya melakukan pemeriksaan Bone Mineral Density (BMD) menggunakan DEXA scan.
Pemeriksaan ini mengukur seberapa padat tulang seseorang dan mendeteksi risiko patah tulang sebelum gejala muncul.
Jika kamu memiliki riwayat keluarga dengan osteoporosis, sebaiknya lakukan skrining lebih awal, terutama setelah usia 40 tahun.
Meskipun osteoporosis tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, risiko dan perkembangannya bisa dikendalikan dengan gaya hidup sehat:
Kalsium: susu, ikan teri, bayam, brokoli, tahu
Vitamin D: paparan sinar matahari pagi 10–15 menit per hari
Latihan seperti berjalan kaki, yoga, atau angkat beban ringan membantu meningkatkan kekuatan tulang dan otot.
Zat dalam rokok dan alkohol dapat menghambat penyerapan kalsium dan mempercepat kehilangan massa tulang.
Konsumsi makanan kaya protein, magnesium, dan seng yang mendukung metabolisme tulang.
Batasi kafein berlebihan karena dapat meningkatkan pengeluaran kalsium melalui urin.
Lakukan pemeriksaan kepadatan tulang terutama bagi wanita usia >45 tahun atau pria usia >50 tahun.
Segera konsultasikan ke dokter jika kamu mengalami:
Nyeri tulang yang tidak jelas penyebabnya
Riwayat patah tulang berulang
Keluarga dengan osteoporosis
Pemeriksaan awal dapat membantu mencegah patah tulang serius dan memperlambat perkembangan penyakit.
Osteoporosis bukan hanya penyakit orang tua — siapa pun bisa mengalaminya jika gaya hidup dan asupan gizi tidak dijaga.
Dengan mengenali gejala sejak dini, menerapkan pola hidup aktif dan seimbang, serta melakukan pemeriksaan rutin, kita bisa menjaga tulang tetap kuat hingga usia lanjut.
💡 Ingat, tulang kuat hari ini menentukan kualitas hidup di masa depan.