Lingkar perut besar bukan hanya masalah penampilan. Ketahui bagaimana lemak perut bisa meningkatkan risiko diabetes dan cara mencegahnya.
Banyak orang menilai berat badan sebagai satu-satunya indikator risiko penyakit metabolik. Padahal, ukuran lingkar perut justru menjadi faktor yang lebih akurat dalam menilai potensi seseorang terkena diabetes tipe 2. Lingkar perut yang besar bukan sekadar masalah penampilan, tetapi tanda adanya penumpukan lemak viseral yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Lingkar perut adalah ukuran keliling bagian tengah tubuh, biasanya diukur di sekitar pusar. Ukuran ini mencerminkan seberapa banyak lemak viseral (lemak yang menyelimuti organ dalam) yang tersimpan di perut.
Berbeda dengan lemak subkutan (lemak di bawah kulit), lemak viseral jauh lebih berbahaya karena dapat memicu berbagai gangguan metabolik.
Menurut World Health Organization (WHO), batas lingkar perut yang dianggap berisiko adalah:
Pria: lebih dari 90 cm
Wanita: lebih dari 80 cm
Jika ukuran melebihi batas tersebut, risiko terkena diabetes meningkat secara signifikan.
Penelitian menunjukkan bahwa lemak viseral memengaruhi cara tubuh menggunakan insulin, yaitu hormon yang mengatur kadar gula darah. Ketika lemak viseral menumpuk terlalu banyak, sel-sel tubuh menjadi resisten terhadap insulin. Akibatnya, glukosa tidak bisa diserap dengan baik dan menumpuk di dalam darah, menyebabkan diabetes tipe 2.
Selain itu, lemak viseral juga melepaskan sitokin proinflamasi, yaitu zat kimia yang memicu peradangan kronis. Peradangan ini dapat merusak fungsi pankreas dan memperburuk resistensi insulin.
Cepat merasa lelah meski tidak beraktivitas berat.
Berat badan meningkat di area perut, meskipun bagian tubuh lain tetap sama.
Tekanan darah meningkat dan kolesterol tidak seimbang.
Jika tanda-tanda ini mulai muncul, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan kadar gula darah dan konsultasi dengan dokter.
Batasi konsumsi gula, tepung putih, dan makanan olahan tinggi kalori. Pilih makanan tinggi serat seperti sayur, buah, dan biji-bijian utuh.
Olahraga aerobik seperti jalan cepat, bersepeda, atau berenang efektif membakar lemak perut. Lakukan minimal 150 menit per minggu.
Kurang tidur dapat mengganggu hormon yang mengatur nafsu makan dan metabolisme gula darah.
Stres kronis meningkatkan hormon kortisol yang dapat memicu penumpukan lemak di perut.
Keduanya dapat memperburuk resistensi insulin dan menambah lemak viseral.
Lingkar perut yang besar bukan sekadar masalah penampilan, tetapi indikator penting risiko diabetes tipe 2. Lemak viseral yang menumpuk di perut dapat mengganggu kerja insulin dan meningkatkan kadar gula darah. Dengan menjaga pola makan sehat, rutin olahraga, serta mengelola stres, risiko diabetes dapat ditekan sejak dini.