Bau mulut sering menurunkan percaya diri. Ketahui penyebab, cara mengatasi, dan tips pencegahan bau mulut berdasarkan studi medis.
Artikel ini membahas penyebab, cara mengatasi, dan tips pencegahan bau mulut berdasarkan panduan medis dan studi kedokteran gigi.
Kebersihan mulut yang buruk – sisa makanan yang menempel akan diuraikan bakteri dan menghasilkan bau tidak sedap.
Gigi berlubang dan penyakit gusi – infeksi atau peradangan gusi (gingivitis/periodontitis) memicu bau kronis.
Mulut kering (xerostomia) – berkurangnya produksi air liur membuat bakteri lebih mudah berkembang.
Konsumsi makanan tertentu – bawang, jengkol, petai, atau makanan berbau tajam.
Kebiasaan merokok dan alkohol – tembakau dan alkohol meninggalkan bau khas.
Kondisi medis – sinusitis, refluks asam lambung (GERD), diabetes tidak terkontrol, atau penyakit hati dan ginjal dapat menimbulkan bau mulut.
Konsumsi buah dan sayuran segar yang membantu merangsang produksi air liur.
Kunyah permen karet tanpa gula untuk menjaga kelembapan mulut.
Hindari diet ekstrem rendah karbohidrat yang bisa memicu bau napas (keto breath).
Terapkan pola hidup sehat dengan tidur cukup dan olahraga rutin.
Bau mulut biasanya dapat diatasi dengan menjaga kebersihan mulut, gaya hidup sehat, dan pemeriksaan gigi rutin. Namun, jika bau tetap bertahan, sebaiknya berkonsultasi ke dokter karena bisa menjadi tanda masalah kesehatan serius.
American Dental Association (ADA). Bad Breath (Halitosis).
World Health Organization (WHO). Oral Health.
Seerangai S, et al. (2021). “Halitosis: A Review of Etiology and Management.” Journal of Oral Health.