Rematik atau rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit autoimun kronis yang menyebabkan peradangan pada sendi. Penderita rematik sering mengalami nyeri, kaku, dan pembengkakan, terutama pada pagi hari. Salah satu faktor penting yang sering dilupakan dalam
Rematik atau rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit autoimun kronis yang menyebabkan peradangan pada sendi. Penderita rematik sering mengalami nyeri, kaku, dan pembengkakan, terutama pada pagi hari. Salah satu faktor penting yang sering dilupakan dalam mengendalikan rematik adalah pola makan.
Beberapa jenis makanan dapat memicu peradangan atau memperburuk gejala rematik, sehingga memperbesar kemungkinan kambuh atau kekambuhan. Untuk itu, penderita rematik sebaiknya lebih selektif dalam memilih asupan harian.
Berikut adalah 5 makanan yang sebaiknya dihindari oleh penderita rematik agar gejalanya tidak semakin parah.
Daging merah seperti sapi, kambing, dan olahan seperti sosis atau daging asap mengandung lemak jenuh dan purin tinggi. Konsumsi berlebihan dapat:
Memicu peradangan pada sendi
Meningkatkan kadar asam urat (yang memperburuk nyeri)
Menyebabkan kenaikan berat badan, yang memberi tekanan lebih pada sendi
Jika ingin mengonsumsi protein hewani, pilihlah daging ayam tanpa kulit atau ikan berlemak seperti salmon, yang justru memiliki efek anti-inflamasi.
Makanan yang digoreng dalam minyak banyak atau berulang seperti gorengan, kentang goreng, atau ayam krispi dapat:
Mengandung lemak trans yang memicu reaksi peradangan sistemik
Meningkatkan stres oksidatif pada sel tubuh
Memperparah nyeri dan pembengkakan sendi
Lebih baik pilih makanan yang dimasak dengan cara kukus, rebus, panggang, atau tumis ringan dengan sedikit minyak sehat seperti minyak zaitun.
Beberapa penderita rematik sensitif terhadap protein kasein dan lemak jenuh dalam susu dan produk turunannya, seperti:
Keju penuh lemak
Susu sapi full cream
Krim kental dan es krim
Meski tidak semua orang memiliki reaksi negatif, beberapa studi menunjukkan bahwa produk susu tinggi lemak dapat memperburuk peradangan. Jika ingin tetap mengonsumsi, pilih produk rendah lemak atau nabati seperti susu kedelai atau almond yang tidak bergula.
Gula tambahan dan karbohidrat sederhana dalam makanan seperti:
Kue-kue manis
Roti putih
Minuman kemasan
Permen dan biskuit
dapat menaikkan kadar insulin dan merangsang peradangan. Ini bisa memperparah gejala rematik seperti nyeri, kaku, dan pembengkakan. Selain itu, gula juga bisa memicu penambahan berat badan, yang berbahaya bagi penderita rematik.
Batasi konsumsi gula maksimal 25 gram per hari dan ganti dengan karbohidrat kompleks seperti beras merah, ubi, atau oatmeal.
Makanan cepat saji, keripik, mie instan, dan camilan gurih umumnya tinggi natrium dan MSG (monosodium glutamat). Garam berlebih dapat:
- Memicu retensi cairan, sehingga sendi terasa lebih bengkak dan nyeri
- Menurunkan keseimbangan elektrolit tubuh, yang memicu radang
Jika kamu mengidap rematik, batasi konsumsi garam dan hindari makanan instan. Sebagai gantinya, gunakan rempah alami seperti kunyit, jahe, atau bawang putih yang memiliki sifat anti-inflamasi alami.
Mengelola rematik bukan hanya soal minum obat, tetapi juga menjaga gaya hidup dan pola makan yang tepat. Menghindari makanan yang dapat memicu peradangan adalah langkah penting untuk mengurangi gejala dan mencegah kekambuhan.
Dengan menghindari:
Daging merah
Makanan gorengan
Produk susu tinggi lemak
Gula dan karbohidrat olahan
Makanan tinggi garam dan MSG
kamu membantu tubuh mengurangi beban peradangan dan meningkatkan kualitas hidup jangka panjang.