Nyeri sendi adalah keluhan umum yang sering dikaitkan dengan dua kondisi berbeda: rematik dan asam urat. Meskipun keduanya sama-sama menyerang sendi dan menyebabkan rasa sakit, penyebab, gejala, dan pengobatannya sangat berbeda.
Nyeri sendi adalah keluhan umum yang sering dikaitkan dengan dua kondisi berbeda: rematik dan asam urat. Meskipun keduanya sama-sama menyerang sendi dan menyebabkan rasa sakit, penyebab, gejala, dan pengobatannya sangat berbeda.
Sayangnya, banyak orang keliru mengenali tanda-tandanya. Artikel ini akan membahas secara lengkap perbedaan antara rematik dan asam urat, serta cara tepat menanganinya.
Rematik, secara medis dikenal sebagai rheumatoid arthritis (RA), adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh justru menyerang jaringan sendi yang sehat. Hal ini menyebabkan peradangan kronis, yang bisa merusak sendi dan jaringan di sekitarnya.
Biasanya, rematik berkembang perlahan dan menyerang sendi secara simetris—misalnya kedua pergelangan tangan atau lutut. Selain nyeri, penderitanya juga mengalami kekakuan di pagi hari, terutama lebih dari 30 menit.
Rematik juga bisa memengaruhi bagian tubuh lain seperti mata, paru-paru, hingga jantung.
Asam urat adalah bentuk radang sendi yang disebabkan oleh penumpukan kristal asam urat dalam sendi. Penumpukan ini terjadi jika kadar asam urat dalam darah terlalu tinggi, biasanya karena mengonsumsi makanan kaya purin seperti jeroan, daging merah, atau makanan laut.
Nyeri asam urat biasanya muncul tiba-tiba dan sangat hebat, seringkali di malam hari. Sendi yang paling sering diserang adalah jempol kaki, disusul pergelangan, lutut, atau pergelangan tangan. Area yang terkena bisa menjadi merah, bengkak, panas, dan nyeri luar biasa.
Perbedaan paling mencolok terletak pada penyebabnya. Rematik adalah penyakit autoimun yang tidak berkaitan langsung dengan pola makan, sedangkan asam urat terjadi karena gangguan metabolisme purin yang membuat kadar asam urat melonjak.
Dari sisi gejala:
Rematik berkembang lambat dan menyerang sendi secara simetris, seperti kedua tangan atau kedua lutut.
Asam urat muncul tiba-tiba, biasanya hanya menyerang satu sendi dalam satu waktu, terutama di jempol kaki.
Dari sisi usia:
Rematik lebih sering menyerang wanita usia 30–50 tahun.
Asam urat lebih banyak dialami pria usia di atas 40 tahun.
Rematik bisa menyebabkan rasa kaku dan lelah sepanjang hari, sedangkan asam urat menyebabkan nyeri tajam yang datang dan pergi.
Untuk memastikan, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium.
Jika dicurigai rematik, biasanya akan dilakukan tes seperti:
Rheumatoid factor (RF)
Anti-CCP
Pemeriksaan laju endap darah (ESR) atau C-reactive protein (CRP)
Sedangkan untuk asam urat:
Tes darah untuk mengukur kadar asam urat
Jika perlu, pengambilan cairan sendi untuk melihat adanya kristal asam urat
Pemeriksaan penunjang seperti rontgen atau USG sendi juga bisa membantu membedakan kondisi keduanya.
Karena merupakan penyakit autoimun, rematik memerlukan penanganan jangka panjang. Tujuannya adalah untuk mengontrol peradangan dan mencegah kerusakan sendi.
Langkah pengobatannya meliputi:
Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID)
Kortikosteroid untuk peradangan akut
Obat DMARD (seperti methotrexate) untuk menekan reaksi autoimun
Terapi fisik untuk menjaga fleksibilitas dan kekuatan sendi
Pola hidup sehat juga penting, seperti makan makanan bergizi, menghindari stres, dan berhenti merokok.
Fokus utama dalam pengobatan asam urat adalah menurunkan kadar asam urat dalam darah dan mengatasi serangan akut.
Saat serangan nyeri:
Obat pereda nyeri seperti kolkisin atau NSAID digunakan untuk meredakan gejala.
Untuk pencegahan:
Obat penurun asam urat seperti allopurinol atau febuxostat
Diet rendah purin, hindari jeroan, alkohol, dan makanan laut
Minum air putih minimal dua liter per hari
Jaga berat badan ideal
Rematik adalah penyakit kronis dan belum ada obat untuk menyembuhkannya total, tetapi bisa dikendalikan agar tidak merusak sendi lebih lanjut.
Asam urat bisa dikontrol dengan baik jika penderitanya disiplin dalam menjalani pola makan sehat dan mengikuti terapi dari dokter.
Rematik dan asam urat bukan penyakit yang sama. Meski sama-sama menyebabkan nyeri dan peradangan pada sendi, mereka memiliki penyebab, gejala, dan cara pengobatan yang berbeda.
Jika kamu sering merasakan nyeri sendi yang muncul tiba-tiba atau berlangsung lama, sebaiknya jangan menebak-nebak sendiri. Segera konsultasikan ke dokter untuk mengetahui diagnosis yang tepat dan mencegah kerusakan sendi permanen.