Monkeypox, atau cacar monyet, adalah penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox yang berasal dari genus Orthopoxvirus. Awalnya ditemukan di Afrika Tengah dan Barat, monkeypox adalah zoonosis, yang berarti penyakit ini ditularkan dari hewan ke manusia.
Monkeypox, atau cacar monyet, adalah penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox yang berasal dari genus Orthopoxvirus. Awalnya ditemukan di Afrika Tengah dan Barat, monkeypox adalah zoonosis, yang berarti penyakit ini ditularkan dari hewan ke manusia, namun bisa menyebar antar manusia. Belakangan ini, kasus monkeypox dilaporkan meningkat secara global, termasuk di beberapa negara yang sebelumnya tidak terjangkit. Lalu, apa yang menyebabkan meningkatnya penyakit monkeypox ini?
Penyebab dan Penyebaran Monkeypox
Virus monkeypox menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, luka pada kulit, atau droplet pernapasan dari seseorang yang terinfeksi. Penyakit ini juga bisa ditularkan melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi, terutama satwa liar seperti primata dan hewan pengerat.
Meningkatnya kasus monkeypox dapat dikaitkan dengan beberapa faktor berikut:
1. Penurunan Imunitas Populasi terhadap Cacar
Salah satu penyebab meningkatnya penyakit monkeypox adalah penurunan imunitas terhadap virus **cacar (smallpox)** di populasi global. Setelah penyakit cacar dinyatakan tereradikasi pada tahun 1980, program vaksinasi cacar dihentikan di banyak negara. Vaksin cacar juga memberikan perlindungan terhadap virus monkeypox karena keduanya berasal dari keluarga virus yang sama (*Orthopoxvirus*). Dengan dihentikannya vaksinasi, populasi yang tidak pernah divaksinasi lebih rentan terhadap infeksi virus monkeypox.
2. Perubahan Lingkungan dan Deforestasi
Perubahan lingkungan seperti deforestasi dan perusakan habitat satwa liar telah mengubah interaksi antara manusia dan hewan. Ini dapat meningkatkan kontak manusia dengan hewan yang membawa virus monkeypox. Ketika manusia semakin sering terlibat dalam aktivitas seperti penebangan hutan atau perburuan liar, risiko penularan virus dari hewan ke manusia juga meningkat.
3. Perjalanan Internasional dan Globalisasi
Globalisasi dan mobilitas manusia yang tinggi melalui perjalanan internasional juga mempengaruhi penyebaran penyakit ini. Kasus monkeypox yang sebelumnya terbatas di Afrika sekarang telah dilaporkan di beberapa negara di Eropa, Amerika Utara, dan Asia. Peningkatan perjalanan antarnegara memperbesar kemungkinan virus menyebar ke wilayah baru yang belum pernah terpapar.
4. Perubahan Perilaku Sosial
Perubahan perilaku sosial, termasuk interaksi fisik yang lebih dekat, juga berkontribusi terhadap penyebaran virus ini. Monkeypox dapat menyebar melalui kontak kulit ke kulit, seperti dalam hubungan atau interaksi fisik yang dekat dengan orang yang terinfeksi. Faktor ini, terutama di wilayah dengan tingkat kesadaran yang rendah terhadap penyakit, bisa menyebabkan penyebaran yang lebih luas.
5. Vaksinasi yang Terbatas
Sementara vaksin yang dapat melindungi dari monkeypox ada, akses terhadap vaksin ini masih terbatas di banyak negara. Vaksin cacar, yang juga melindungi dari monkeypox, tidak lagi diberikan secara rutin setelah penyakit cacar dinyatakan hilang. Ini membuat sebagian besar populasi dunia saat ini tidak memiliki perlindungan alami terhadap virus monkeypox.
6. Kurangnya Pengetahuan dan Deteksi Awal
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang penyakit monkeypox, baik di kalangan masyarakat umum maupun petugas kesehatan, dapat menghambat deteksi dini dan pencegahan penyebaran penyakit. Monkeypox sering salah didiagnosis sebagai penyakit kulit lain yang lebih umum seperti cacar air atau campak, sehingga penyakit tersebut dapat menyebar tanpa disadari.
7. Faktor Perubahan Iklim
Meskipun belum terbukti secara langsung, ada teori yang menyatakan bahwa perubahan iklim dapat memengaruhi penyebaran penyakit zoonosis seperti monkeypox. Perubahan iklim mengubah pola migrasi hewan, populasi satwa liar, dan ekosistem yang dapat menyebabkan manusia semakin sering berinteraksi dengan hewan yang membawa virus zoonosis.
Gejala dan Penanganan Monkeypox
Monkeypox biasanya menyebabkan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Gejala utama adalah ruam kulit yang berkembang menjadi lesi, lepuhan, dan kemudian keropeng. Meskipun monkeypox umumnya tidak mematikan, penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi serius, terutama bagi mereka dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Tidak ada pengobatan khusus untuk monkeypox, tetapi penyakit ini dapat dikelola dengan perawatan suportif dan mengobati gejala yang muncul. Vaksin cacar juga dapat memberikan perlindungan dari monkeypox, dan beberapa vaksin baru sedang dikembangkan untuk lebih efektif melawan virus ini.
Upaya Pencegahan dan Pengendalian
Untuk mencegah peningkatan kasus monkeypox, beberapa langkah pencegahan penting dilakukan, antara lain:
1. Mengurangi kontak dengan hewan liar: Hindari kontak langsung dengan hewan liar, terutama di daerah yang endemik monkeypox, dan hindari mengonsumsi daging hewan liar tanpa dimasak dengan baik.
2. Meningkatkan kesadaran tentang penyakit ini: Edukasi masyarakat mengenai gejala, penyebaran, dan cara pencegahan monkeypox sangat penting untuk memutus rantai penularan.
3. Peningkatan akses vaksin: Meningkatkan akses terhadap vaksin cacar di daerah yang berisiko dapat membantu melindungi populasi dari infeksi monkeypox.
4. Penyaringan di perbatasan internasional: Mengingat monkeypox dapat menyebar melalui perjalanan internasional, penting untuk menerapkan langkah-langkah penyaringan dan isolasi di perbatasan atau bandara bagi individu yang menunjukkan gejala.
Kesimpulan
Meningkatnya kasus monkeypox di seluruh dunia disebabkan oleh beberapa faktor seperti penurunan imunitas terhadap cacar, globalisasi, perubahan lingkungan, dan perilaku sosial. Pencegahan dan kontrol yang efektif membutuhkan edukasi yang tepat, peningkatan akses terhadap vaksin, dan pengawasan ketat terhadap kontak dengan hewan liar serta perjalanan internasional. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan penyebaran penyakit monkeypox dapat dikendalikan secara lebih efektif.