Rematik atau rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit autoimun kronis yang menyerang sendi dan menyebabkan peradangan, nyeri, kekakuan, serta pembengkakan. Jika tidak ditangani dengan baik, rematik dapat merusak jaringan sendi secara permanen dan menurun
Rematik atau rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit autoimun kronis yang menyerang sendi dan menyebabkan peradangan, nyeri, kekakuan, serta pembengkakan. Jika tidak ditangani dengan baik, rematik dapat merusak jaringan sendi secara permanen dan menurunkan kualitas hidup.
Namun, tahukah Anda apa saja penyebab rematik? Artikel ini akan membahas penyebab, faktor risiko, dan cara pencegahan penyakit rematik secara lengkap.
Rematik berbeda dari penyakit sendi akibat penuaan biasa (osteoarthritis). Penyakit ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehat, terutama di bagian sendi.
Hingga saat ini, penyebab pasti rematik belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli meyakini rematik dipicu oleh kombinasi beberapa faktor berikut:
Jika ada anggota keluarga yang menderita rematik, risiko Anda terkena penyakit ini bisa lebih tinggi. Beberapa gen tertentu seperti HLA-DR4 dikaitkan dengan peningkatan risiko RA.
Rematik termasuk dalam kategori penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh sendiri, terutama membran sinovial (lapisan tipis di sekitar sendi), yang menyebabkan peradangan.
Beberapa teori menyebutkan bahwa infeksi tertentu dapat memicu sistem kekebalan menyerang tubuh sendiri, memicu awal mula rematik, meskipun bukti ilmiahnya masih terus diteliti.
Wanita lebih berisiko mengalami rematik dibanding pria, terutama selama atau setelah kehamilan, dan saat menopause. Ini menunjukkan bahwa hormon estrogen mungkin berperan dalam perkembangan RA.
Kebiasaan merokok terbukti meningkatkan risiko rematik secara signifikan, terutama pada orang yang memiliki faktor genetik tertentu. Selain itu, merokok juga memperparah gejala rematik yang sudah ada.
Berat badan berlebih memberikan tekanan ekstra pada sendi, dan juga berkontribusi terhadap peradangan sistemik dalam tubuh. Pola makan tinggi lemak jenuh dan gula juga bisa memperburuk kondisi peradangan.
Paparan zat beracun seperti silika atau asbes, serta polusi udara, juga dikaitkan dengan peningkatan risiko rematik, meskipun bukti lebih lanjut masih diperlukan.
Usia: Umumnya muncul antara usia 30–60 tahun
Jenis Kelamin: Wanita lebih rentan dibanding pria
Kurang gerak: Gaya hidup pasif memperburuk kerusakan sendi
Meskipun rematik tidak bisa dicegah sepenuhnya, Anda bisa menurunkan risikonya dengan:
- Berhenti merokok
- Menjaga berat badan ideal
- Konsumsi makanan antiinflamasi (sayur, buah, omega-3)
- Rutin berolahraga ringan
- Hindari stres berlebih
- Periksa kesehatan sendi secara berkala jika ada riwayat keluarga
- Konsumsi PROGIS LC setiap hari agar mencegah rematik
Rematik merupakan penyakit yang kompleks dan disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari genetik, sistem imun, hingga gaya hidup. Mengenali penyebab dan faktor risikonya dapat membantu Anda melakukan pencegahan lebih dini sebelum kerusakan sendi terjadi.
Jika Anda mengalami gejala seperti nyeri sendi, kaku di pagi hari, atau pembengkakan yang tidak kunjung sembuh, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.